Rabu, 10 Mei 2017

Pendalaman Alkitab - Kitab Imamat : "Tabut Perjanjian Pada Waktu Sekarang"






Dalam Kitab Kejadian, kita membaca bahwa ketika manusia berbuat dosa, konsekuensi terburuknya adalah perceraian atau perpisahan dengan Allah. Rekonsiliasi bagi perceraian adalah masalah yang fundamental. Untuk itulah
Alkitab dimaksudkan, begitu juga dengan Kemah Suci, yaitu sebagai solusi untuk masalah ini.
Lalu mengapa kita tidak lagi mempersembahkan hewan korban sekarang? Sebab persyaratan Allah telah berubah. Ketika kita membaca Kitab Ibrani, kita akan membahasnya lebih lanjut. Akan tetapi, ringkasnya, Ibrani 9 mengatakan bahwa Kemah Suci hanyalah lambang dari Tabut Perjanjian lainnya yang ada dalam dimensi sorgawi. Tabut Perjanjian sorgawi ini bukan terbuat dari material fisik. Materialnya adalah bahan sorgawi dan rohani.
Tabut Perjanjian yang Allah perintahkan dibangun oleh Musa hanyalah ekspresi sederhana, yang kelihatan, yang berwujud, dari tabut perjanjian rohani yang tak berwujud yang digambarkan dalam Ibrani 9. Ingatlah, ketika Yesus mati di kayu salib, tabir di bait Salomo terbelah dari atas ke bawah. Ingatlah juga bahwa sekali setahun sang imam besar akan masuk ke Tempat Maha Kudus, dan ia akan menumpahkan darah untuk membasuh dosa semua orang. Dalam pengertian yang sama, ketika Yesus mati di kayu salib, Ia menjadi Imam Besar Agung, dan di sorga, Ia masuk ke tabut perjanjian sorgawi. Pada Mezbah Tembaga di tabut perjanjian sorgawi, Yesus mempersembahkan kematian-Nya sebagai penggenapan akhir dari segala persembahan hewan korban. Ia pergi kebejana pembasuhan, dan hanya Yesuslah yang memungkinkan pembasuhan secara permanen.
Sebelum kematian Kristus, orang berdosa tidak dapat mendekati Allah. Hanya sang imam yang dapat mendekati Allah dan menjadi perantara bagi orang yang berdosa. Akan tetapi semuanya itu ditiadakan ketika Yesus Kristus mati di kayu salib. Ketika Yesus mati di kayu salib, Ia memungkinkan kita langsung datang ke hadirat Allah.
Implikasi penting lainnya adalah bahwa tubuh kita sekarang menjadi bait Allah. Intinya Paulus menulis: “Tidak tahukah kamu bahwa Roh Kudus diam di dalam kamu? Siapa pun yang menajiskan bait-Nya akan dihancurkan oleh Allah, sebab bait-Nya kudus dan kamu adalah bait-Nya itu.” Rasul Paulus berusaha menyampaikan kebenaran tersebut kepada jemaat di Korintus, yang dikuasai oleh dosa seksual. Paulus ingin menyampaikan: “Tubuhmu bukanlah untuk seks, tubuhmu adalah untuk Allah. Tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Allah, dan Allah hidup di dalam kamu?”(1 Korintus 6:15-20). Dalam Kolose 1:27 Paulus mengatakan:“Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu:Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!”
Kristus di dalam diri Anda adalah suatu mujizat. Hal itu berarti bahwa kehadiran Allah ada di dalam diri Anda; dan hal itu juga berarti bahwa Anda sudah memiliki segala yang Anda butuhkan untuk hidup menurut cara hidup yang Allah kehendaki.
Sekarang mari kita membayangkan penerapan ilustrasi indah tentang kemah suci itu dalam kehidupan kita masing-masing. Ketika Anda bangun di waktu pagi, saya sangat merekomendasikan agar Anda bersaat teduh, menyembah di dalam hadirat Allah sebelum Anda keluar rumah dan menjalani kehidupan Anda hari itu. Cobalah membayangkan diri Anda memasuki Kemah Suci itu. Cobalah membayangkan diri Anda mendekati Mezbah Tembaga dan mempercayai Kabar Baik bahwa Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang mati di kayu salib demi dosa-dosa Anda. Kalau Anda belum percaya kepada Yesus Kristus untuk pengampunan dosa-dosa Anda, lakukanlah sekarang juga. Lalu, ucapkanlah syukur kepada Allah atas pengampunan Anda pada salib Kristus, dan tegaskanlah keyakinan Anda bahwa Kristus adalah korban yang sempurna bagi dosa-dosa Anda.
Sekarang bayangkan Anda mendekati bejana pembasuhan, di mana Anda membasuh tangan dan kaki Anda, di mana Anda membutuhkan pembersihan terus menerus. Apakah ada hal-hal yang kotor dalam kehidupan Anda, yang tidak berkenan bagi Allah? Akuilah semuanya itu kepada Allah; berpalinglah dari semuanya itu sehingga Anda bersih.
Lalu, ibaratnya, Anda masuk ke dalam Tempat Kudus dan berdirilah di hadapan kandil. Ucapkanlah syukur kepada Allah atas Penyataan atau Wahyu-Nya, ucapkanlah syukur bahwa Ia tidak membiarkan Anda di dalam gelap perihal kehidupan dan keselamatan. Ucapkanlah syukur atas Firman- Nya.
Lalu bayangkan berdiri di hadapan meja roti sajian, dan ucapkanlah syukur atas pemenuhan segala kebutuhan Anda. Akuilah Allah sebagai sumber segala makanan dan segala milik Anda, dan sumber pemenuhan segala kebutuhan Anda. Akuilah Dia sebagai yang memenuhi kebutuhan Anda, dan akuilah hal itu dengan ucapan syukur.
Lalu, saat membayangkan Mezbah Ukupan, bayangkanlah mujizat doa. Luangkanlah waktu untuk mendoakan segala detil kebutuhan dan tantangan Anda hari itu. Lalu, ketika Anda membayangkan Tempat Maha Kudus, ingatlah bahwa ada yang namanya Kehadiran Allah yang Ilahi. Ingatlah bahwa Roh Allah ada di dalam diri Anda dan bahwa Anda dapat berada di dalam hadirat Allah di mana pun Anda berada. Anda tidak membutuhkan seorang imam untuk mewakili kita memasuki hadirat Allah. Anda tidak perlu menjalani struktur ibadah seperti di Kemah Suci, sebab ketika Yesus mati di kayu salib, Ia sudah memungkinkan Anda untuk langsung memasuki hadirat Allah.
Banyak sekali penerapan rohani dari Tabut Perjanjian ini. Yang terpenting adalah: Orang berdosa masih mungkin mendekati Allah yang Kudus dan benar-benar memasuki hadirat-Nya melalui cara hidup baru yang dimungkinkan melalui Yesus Kristus, Tuhan kita.
Ketika kita menghargai apa yang telah dilakukan Allah untuk memungkinkan semuanya itu, mungkin kita berpikir bahwa manusia akan berbondong-bondong masuk ke dalam hadirat Allah. Akan tetapi, kenyataannya tidaklah demikian. Mengapa? Apakah Anda pernah memasuki hadirat Allah yang Kudus? Yesus mengklaim, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa kalau bukan melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Kita melihat Injil ini digambarkan dalam Kemah Suci. Allah mau berjumpa dengan Anda dan menjadikan kehidupan Anda sebagai Tabut Perjanjian-Nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar