Senin, 18 Januari 2016

Pendalaman Alkitab: Maksud, Penulisan dan Asal Usul Alkitab



*Maksudnya
Mulai dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu, Alkitab pada dasarnya adalah tentang Yesus Kristus. Alkitab bukanlah suatu sejarah peradaban atau buku teks ilmiah tentang penciptaan. Sebagian orang menganggap bahwa Alkitab dimaksudkan sebagai buku panduan untuk hidup bermoral; banyak yang menganggap bahwa Yesus hanya dikemukakan sebagai seorang guru dan teladan gaya hidup bermoral. Padahal Yesus Kristus itulah tema sentral Alkitab. Untuk mendukung tema tersebut, Alkitab mempunyai empat maksud. Maksud yang pertama adalah: mengemukakan Yesus Kristus sebagai sang Juruselamat dan Penebus dunia. Agar kita memahami maksud pertama ini, kita perlu memahami mengapa diperlukan seorang juruselamat. Maka maksud kedua dari Alkitab adalah memberikan konteks sejarah di mana Yesus datang.  Akan tetapi dalam Kejadian 12, kisahnya melambat. Mulai Kejadian 12 hingga Kitab Wahyu – 1.178 pasal yang tersisa – alur ceritanya menyempit. Mulai Kejadian 12, bercerita secara khusus tentang Abraham dan keturunannya, terutama satu pribadi dari keturunannya yang melaluiNya seluruh bangsa di bumi akan diberkati, yaitu Sang Mesias, Yesus Kristus. Begitu kita memahami dua maksud pertama tersebut, dua maksud berikutnya menjadi jelas. Maksud yang ketiga adalah untuk menuntun orang yang belum percaya menjadi percaya; dan maksud yang keempat adalah untuk menunjukkan kepada orang percaya, bagaimana Allah menghendaki mereka hidup sebagai orang percaya. 

*Penulisannya
Siapa yang menulis kitab-kitab dalam Alkitab? Kapan? Di mana? Dalam bahasa apa saja? Apakah naskah orisinilnya masih ada? Siapa yang memutuskan apa yang hendaknya dimasukkan ke dalam Alkitab dan menyusunnya seperti yang kita lihat sekarang? Saat Anda mempelajari Alkitab, tidak perlu waktu lama sampai pertanyaanpertanyaan seperti itu muncul di benak Anda. Mari kita terlebih dulu membahas penulisan Alkitab. Tentu, Allah yang menulisnya melalui pena manusia. Akan tetapi terlebih dulu kita perlu memahami dua istilah ketika membahas tentang penulisan Alkitab oleh Allah ini. Yang pertama adalah penyataan atau wahyu. Penyataan atau wahyu adalah istilah umum yang mencakup segala macam cara dimana Allah menyatakan kebenaran kepada manusia – baik melalui alam, melalui Roh Kudus, melalui para nabi dan melalui berbagai cara lain. Istilah kedua adalah inspirasi, yang mengacu pada apa yang oleh para teolog disebut sebagai “Penyataan atau Wahyu Khusus.” Alkitab merupakan penyataan atau wahyu khusus dari Allah. Ada awalnya. Ada akhirnya. Selama periode kurang lebih 1600 tahun, Allah menggerakkan beberapa orang untuk menulis kitab-kitab ini. Akan tetapi ketika akhir Kitab Wahyu ditulis, berakhir pulalah Penyataan atau Wahyu Khusus itu. Penyataan atau Wahyu Khusus itu, atau inspirasi seperti itu, tidak lagi terjadi.  Setelah menyatakan bahwa Allah yang menulis Alkitab, kita juga perlu mengemukakan bahwa ada beberapa orang yang menulisnya. Mereka adalah para raja, nelayan, gembala, jenderal, imam, dan pemungut buah ara. Ada yang seorang tabib atau dokter. Ada yang seorang pemungut cukai. Mereka adalah orang-orang yang berbeda satu sama lain.  

*Asal Usulnya
Siapa yang memutuskan tulisan mana saja yang hendaknya dimasukkan ke dalam Alkitab, dan kapan? Bagaimana keputusan-keputusan tersebut diambil? Kira-kira di tahun 100 Sesudah Masehi, pada Dewan di Jamnia, Perjanjian Lama secara resmi disusun, walaupun sesungguhnya telah digunakan selama tiga atau empat ratus tahun. Kitab-kitabnya dimasukkan menurut keberadaan penulisnya yang dapat dipercaya dan reputasi mereka sebagai nabi atau ahli Taurat. Sebagian besar kitab-kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani.  Kitab-kitab Perjanjian Baru, yang sebagian besarnya ditulis dalam bahasa Yunani, diseleksi dan disusun pada kira-kira tahun 692 Sesudah Masehi pada Dewan di Trullan. Standar dengan mana kitab-kitabnya diseleksi disebut kanonisasi, yang menggunakan tiga kriteria: 1. Apakah kitab ini ditulis oleh seorang rasul atau rekan dekatnya? 2. Apakah kitab ini mengandung muatan rohani dan penyerahan kepada Tuhan yang memberitakan kasih karunia bagi orang percaya? 3. Apakah muatan kitab ini sesuai dengan muatan kitab-kitab lain yang diinspirasikan, dan apakah ada kesepahaman bulat di antara jemaat-jemaat sehubungan dengan inspirasi kitab ini? Bagaimana kitab-kitab yang sudah sekian lama ditulis masih tersedia bagi kita sekarang? Karena dilestarikan. Jelas kita tidak lagi mempunyai naskah orisinilnya; kertas takkan tahan selama itu. Akan tetapi kita mempunyai salinan yang sangat baik. Proses penerjemahan ke dalam bahasa modern juga telah dilakukan dengan cermat.

*Kesimpulannya
Bagaimana kita bisa benar-benar mengetahui, apakah Alkitab itu sungguh Firman Allah yang diilhami Allah? Bagaimana kita bisa mengetahui secara pasti bahwa yang terpilih adalah kitab-kitab yang benar, bahwa tidak mungkin ada kekeliruan dalam proses penyalinan ataupun penerjemahannya? Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya, dan Yesus mengatakan, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu”. Jawabannya akan ditemukan dalam hati kita. Ketika kita datang kepada Firman Allah dengan kemauan untuk melaksanakan apa yang disampaikan, ketika kita sungguh menindaklanjuti apa yang kita temukan, hal itu akan membawa perubahan yang sedemikian rupa dalam kehidupan kita sehingga kita akan mengatakan, “Ini sungguh Firman Allah. Pasti. Tidak ada penjelasan lain.”         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar