*Maksudnya
Mulai dari Kitab Kejadian hingga
Kitab Wahyu, Alkitab pada dasarnya adalah tentang Yesus Kristus. Alkitab
bukanlah suatu sejarah peradaban atau buku teks ilmiah tentang penciptaan.
Sebagian orang menganggap bahwa Alkitab dimaksudkan sebagai buku panduan untuk
hidup bermoral; banyak yang menganggap bahwa Yesus hanya dikemukakan sebagai
seorang guru dan teladan gaya hidup bermoral. Padahal Yesus Kristus itulah tema
sentral Alkitab. Untuk mendukung tema tersebut, Alkitab mempunyai empat maksud.
Maksud yang pertama adalah: mengemukakan Yesus Kristus sebagai sang Juruselamat
dan Penebus dunia. Agar kita memahami maksud pertama ini, kita perlu memahami
mengapa diperlukan seorang juruselamat. Maka maksud kedua dari Alkitab adalah
memberikan konteks sejarah di mana Yesus datang. Akan tetapi dalam Kejadian 12, kisahnya
melambat. Mulai Kejadian 12 hingga Kitab Wahyu – 1.178 pasal yang tersisa –
alur ceritanya menyempit. Mulai Kejadian 12, bercerita secara khusus tentang
Abraham dan keturunannya, terutama satu pribadi dari keturunannya yang
melaluiNya seluruh bangsa di bumi akan diberkati, yaitu Sang Mesias, Yesus
Kristus. Begitu kita memahami dua maksud pertama tersebut, dua maksud
berikutnya menjadi jelas. Maksud yang ketiga adalah untuk menuntun orang yang
belum percaya menjadi percaya; dan maksud yang keempat adalah untuk menunjukkan
kepada orang percaya, bagaimana Allah menghendaki mereka hidup sebagai orang
percaya.
*Penulisannya
Siapa yang menulis
kitab-kitab dalam Alkitab? Kapan?
Di mana? Dalam bahasa apa saja? Apakah naskah orisinilnya masih ada? Siapa yang
memutuskan apa yang hendaknya dimasukkan ke dalam Alkitab dan menyusunnya
seperti yang kita lihat sekarang? Saat Anda mempelajari Alkitab, tidak perlu
waktu lama sampai pertanyaanpertanyaan seperti itu muncul di benak Anda. Mari
kita terlebih dulu membahas penulisan Alkitab. Tentu, Allah yang menulisnya
melalui pena manusia. Akan tetapi terlebih dulu kita perlu memahami dua istilah
ketika membahas tentang penulisan Alkitab oleh Allah ini. Yang pertama adalah
penyataan atau wahyu. Penyataan atau wahyu adalah istilah umum yang mencakup
segala macam cara dimana Allah menyatakan kebenaran kepada manusia – baik
melalui alam, melalui Roh Kudus, melalui para nabi dan melalui berbagai cara
lain. Istilah kedua adalah inspirasi, yang mengacu pada apa yang oleh para
teolog disebut sebagai “Penyataan atau Wahyu Khusus.” Alkitab merupakan
penyataan atau wahyu khusus dari Allah. Ada awalnya. Ada akhirnya. Selama
periode kurang lebih 1600 tahun, Allah menggerakkan beberapa orang untuk
menulis kitab-kitab ini. Akan tetapi ketika akhir Kitab Wahyu ditulis, berakhir
pulalah Penyataan atau Wahyu Khusus itu. Penyataan atau Wahyu Khusus itu, atau
inspirasi seperti itu, tidak lagi terjadi.
Setelah menyatakan bahwa Allah yang menulis Alkitab, kita juga perlu
mengemukakan bahwa ada beberapa orang yang menulisnya. Mereka adalah para raja,
nelayan, gembala, jenderal, imam, dan pemungut buah ara. Ada yang seorang tabib
atau dokter. Ada yang seorang pemungut cukai. Mereka adalah orang-orang yang
berbeda satu sama lain.
*Asal Usulnya
Siapa yang memutuskan tulisan
mana saja yang hendaknya dimasukkan ke dalam Alkitab, dan kapan? Bagaimana
keputusan-keputusan tersebut diambil? Kira-kira di tahun 100 Sesudah Masehi,
pada Dewan di Jamnia, Perjanjian Lama secara resmi disusun, walaupun
sesungguhnya telah digunakan selama tiga atau empat ratus tahun. Kitab-kitabnya
dimasukkan menurut keberadaan penulisnya yang dapat dipercaya dan reputasi
mereka sebagai nabi atau ahli Taurat. Sebagian besar kitab-kitab ini ditulis
dalam bahasa Ibrani. Kitab-kitab
Perjanjian Baru, yang sebagian besarnya ditulis dalam bahasa Yunani, diseleksi
dan disusun pada kira-kira tahun 692 Sesudah Masehi pada Dewan di Trullan.
Standar dengan mana kitab-kitabnya diseleksi disebut kanonisasi, yang
menggunakan tiga kriteria: 1. Apakah kitab ini ditulis oleh seorang rasul atau
rekan dekatnya? 2. Apakah kitab ini mengandung muatan rohani dan penyerahan
kepada Tuhan yang memberitakan kasih karunia bagi orang percaya? 3. Apakah
muatan kitab ini sesuai dengan muatan kitab-kitab lain yang diinspirasikan, dan
apakah ada kesepahaman bulat di antara jemaat-jemaat sehubungan dengan
inspirasi kitab ini? Bagaimana kitab-kitab yang sudah sekian lama ditulis masih
tersedia bagi kita sekarang? Karena dilestarikan. Jelas kita tidak lagi
mempunyai naskah orisinilnya; kertas takkan tahan selama itu. Akan tetapi kita
mempunyai salinan yang sangat baik. Proses penerjemahan ke dalam bahasa modern
juga telah dilakukan dengan cermat.
*Kesimpulannya
Bagaimana kita bisa
benar-benar mengetahui, apakah Alkitab itu sungguh Firman Allah yang diilhami
Allah? Bagaimana kita bisa mengetahui secara pasti bahwa yang terpilih adalah
kitab-kitab yang benar, bahwa tidak mungkin ada kekeliruan dalam proses
penyalinan ataupun penerjemahannya? Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya,
dan Yesus mengatakan, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu”.
Jawabannya akan ditemukan dalam hati kita. Ketika kita datang kepada Firman
Allah dengan kemauan untuk melaksanakan apa yang disampaikan, ketika kita
sungguh menindaklanjuti apa yang kita temukan, hal itu akan membawa perubahan
yang sedemikian rupa dalam kehidupan kita sehingga kita akan mengatakan, “Ini
sungguh Firman Allah. Pasti. Tidak ada penjelasan lain.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar