Kita
telah membahas asal usul alam semesta, sekarang mari kita membahas yang lebih
pribadi. Dalam bab ini kita akan membahas apa yang dikatakan Kitab Kejadian
tentang permulaan manusia. Ingatlah, maksud Kitab Kejadian adalah menjelaskan
bagaimana pada mulanya, agar kita dapat memahami bagaimana pada waktu sekarang.
Begitu kita sampai kepada subjek tentang permulaan manusia, kita sampai kepada
subjek tentang diri kita sendiri. Apa yang dikatakan Kitab Kejadian tentang tujuan
Allah menciptakan manusia? Mari kita mulai dengan membaca penggambaran
bagaimana laki-laki – dan perempuan – menjadi ada. Berfirmanlah Allah: “Baiklah
Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas
seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka,
lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranak-cuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi …” Tuhan Allah berfirman:
“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong
baginya, yang sepadan dengan dia.” Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya,
lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah
dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada
manusia itu … Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya
dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kejadian
1:26-28a; 2:18, 21-24).
Menurut
Gambar Rupa Allah Hal pertama yang menonjol dalam bacaan di atas adalah fakta
bahwa manusia diciptakan menurut gambar rupa Allah. Perkataan itu sudah tidak
asing bagi kita, namun apa maksudnya? Karena Allah adalah Roh, Allah tidak
mempunyai tubuh, dan oleh karenanya hal itu bukan mengacu pada penampilan
lahiriah, melainkan mengacu pada kapasitas rohaniah manusia. Dalam kapasitas
rohaniah itulah manusia diciptakan menurut gambar rupa Allah. Dalam Kejadian 3,
kita melihat bahwa keserupaan dengan Allah ini rusak ketika Adam dan Hawa
berbuat dosa. Sejak saat itu, masalah mendasar yang dibahas Kitab Suci adalah
“menciptakan kembali” gambar rupa Allah pada manusia. Kejadian 1 dan 2
menunjukkan bagaimana manusia diciptakan dan apa yang dikehendaki Allah bagi
manusia pada mulanya. Kejadian 3 menunjukkan bagaimana keadaan manusia pada
waktu sekarang.
Laki-laki
dan Perempuan Pengamatan lain yang mungkin kita ambil tentang penciptaan
manusia adalah bahwa Allah menciptakan lakilaki dan perempuan. Itulah
pembedahan pertama dengan pembiusan. Ahli spesialis pembiusan pertama adalah
Allah sendiri! Allah menjadikan Adam tidur nyenyak lalu mengambil salah satu
rusuknya dan dari rusuk tersebut Allah menciptakan Hawa. Sungguh simbolisme
yang indah. Allah bukan menjadikan perempuan dari kepala laki-laki sehingga perempuan
berkuasa atas laki-laki, dan Allah juga bukan menjadikan perempuan dari kaki
laki-laki sehingga perempuan harus melayani laki-laki. Allah menjadikan
perempuan dari rusuk laki-laki, sehingga perempuan dekat dengan hati laki-laki. Untuk apa Allah menciptakan perempuan? Kata
Ibrani yang diterjemahkan sebagai “seorang diri saja” mungkin lebih tepat
diterjemahkan sebagai “tidak utuh.” Kata “penolong” bisa diterjemahkan sebagai
“pelengkap.” Kalau Anda mempelajari tata bahasa Ibrani, Anda menemukan bahwa ketika
Allah mempersatukan laki-laki dan perempuan dalam apa yang sekarang kita sebut
“pernikahan kudus”, atau kesatuan seksual, yaitu saat lakilaki dan perempuan
menjadi satu daging, hal tersebut menjadikan manusia utuh. Di sini kita perlu memperhatikan bahwa ketika
Allah mempersatukan laki-laki dan perempuan, Allah menjadikan lembaga yang
terpenting di dunia ini yang kita sebut dengan keluarga atau rumah tangga.
Sudah menjadi rencana Allah dari mulanya saat menciptakan laki-laki dan perempuan
untuk mempersatukannya menjadi pasangan menikah sehingga mereka bisa menjadi
orangtua. Lalu, sebagai orangtua, mereka akan menghasilkan putra putri yang
suatu hari kelak juga akan menjadi pasangan menikah dan menjadi orangtua dan
menghasilkan putra putri lagi dan seterusnya. Demikianlah hukum kehidupan yang
melahirkan, membina, dan memberikan arah bagi keseluruhan keluarga
manusia.
Kemitraan di antara laki-laki
dengan perempuan adalah bagian yang sangat penting dari hukum dasar kehidupan
yang ditetapkan oleh Allah. Itulah sebabnya Allah menciptakan laki-laki dan
perempuan. Bayangkan suatu segitiga di mana Allah berada di puncaknya, pria di
pojok kiri bawah dan wanita pada pojok kanan bawah. Selama sang pria
berhubungan dengan Allah dan sang wanita juga berhubungan dengan Allah yang
sama, maka semakin mereka dekat dengan Allah, mereka juga akan semakin dekat
dengan satu sama lain. Sementara Anda
mempelajari pernikahan dalam Kitab Kejadian, Anda akan menemukan bahwa
pernikahan harus menjadi hubungan eksklusif dalam dua pengertian. Demi alasan
menikah, seorang laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya. Ia tidak lagi
melibatkan keluarga dengan siapa ia telah melewatkan dua puluh atau dua puluh
lima tahun. Demi alasan menikah juga, seorang laki-laki akan meninggalkan yang
lain. Ia harus hidup eksklusif bersama istrinya saja seumur hidupnya. Sang
istri pun harus membuat komitmen eksklusif yang sama terhadap suaminya. Itulah
rancangan yang ditetapkan Allah bagi pernikahan.
Top 10 best ways to play baccarat - WORRione.com
BalasHapusThe best way to play baccarat to improve your 메리트 카지노 주소 odds, is kadangpintar with some very good 바카라 strategies to make your luck pay. The basic strategy below is