Jumat, 22 Januari 2016

Pendalaman Alkitab: Kejadian - Bapa Iman


Sekarang kita sampai ke bagian terbesar dari Kitab Kejadian, yang ada hubungannya dengan tiga tokoh terkenal dalam Alkitab: Abraham, Yakub dan Yusuf. Ingatlah, banyaknya tempat yang diberikan bagi sebuah subjek menjelaskan sesuatu betapa pentingnya subjek tersebut. Iman, adalah tema dari kisah Abraham dalam kitab Kejadian. Saat kita mempelajari beberapa pasal berikutnya, Allah menghendaki kita memahami iman pada mulanya dan iman pada waktu sekarang. Ibrani 11, yang dikenal sebagai Pasal Iman dalam Alkitab, mengatakan begini: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (ayat 6). Karena iman demikian penting dan Allah menghendaki kita memahami iman, maka Allah menceritakan tentang seseorang bernama Abraham. Dibandingkan dengan tokoh lain dalam Alkitab, Abraham inilah yang paling banyak disebut dalam Perjanjian Baru, dan selalu dalam hubungannya dengan iman. Kalau Anda ingin memahami iman, Anda perlu memahami Abraham. 
*Namanya
Pria ini adalah definisi iman yang hidup. Ketika pertama kali berjumpa dengannya di akhir Kejadian 11, namanya Abram, yang artinya “bapa banyak anak.” Sungguh nama yang ironis bagi pria tak beranak yang sudah berusia 75 tahun! Akan tetapi, Allah memberitahu Abram: “Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.” (13:16). Dan dari ketaatan Abram yang setia terhadap setiap petunjuk Allah, kita dapat menduga bahwa Abram mempercayai Allah dalam hal itu – setidaknya lebih sering mempercayai-Nya. (lihat Kejadian 16). 
*Mezbah-mezbahnya
Biasanya kita membayangkan diri dipanggil ke suatu ladang misi atau ke sebuah gereja atau ke sebuah organisasi. Akan tetapi, apakah pernah terpikirkan, bahwa kita dipanggil hanya kepada Allah? Bagaimana seandainya Allah meminta Anda menuju ke padang belantara yang tidak berpopulasi, tanpa menjelaskan alasan-Nya? Itulah yang terjadi kepada Abraham ketika ia sudah berusia 75 tahun (lihat 12:1-4). Allah memanggil Abraham untuk meninggalkan ayahnya, negri asalnya, dan seluruh sanak saudaranya, menuju ke padang belantara. Seperti halnya dengan kisah lain, ada dua sisi dalam kisah ini: sisi Allah dan sisi manusia. Untuk melihat sisi Allah, silakan mempelajari penampakan diri Allah kepada Abraham. Allah menampakkan diri-Nya kepada Abraham sebanyak delapan kali. Allahlah yang menginisiatifkan hubungan dengan Abraham, dan demikian pula dengan hubungan setiap manusia dengan Allah. Dalam Roma 3:11, Paulus menjelaskan bahwa tidak ada manusia yang mencari Allah. Allahlah yang mencari manusia. Kalau seseorang tampak seolah-olah mencari Allah, ia hanya menanggapi inisiatif Allah mencarinya. Allahlah yang selalu menginisiatifkan hubungan. Sisi manusia atau respons Abraham terhadap Allah, tampak dalam bentuk keempat mezbah yang dibangunnya. Mezbah pertamanya dibangun di dataran More, di mana Allah menampakkan diri kepadanya dan mengatakan, “Aku akan memberikan negri ini kepada keturunanmu.” (12:7). Kata More secara harafiah berarti “mengajar atau mencari.” Saya menyebut mezbah Abraham yang pertama ini “Mezbah Respons” karena dibangun sebagai respons kepada Allah yang memanggilnya ke padang belantara. Mezbah Abraham yang kedua dibangun di antara Ai dengan Betel. Dalam bahasa Ibrani, Betel artinya “rumah Allah.” Karena Allah tidak mempunyai rumah pada titik tersebut, kata ini tampaknya berarti “tempat di mana Allah berada.” Ai artinya, “Reruntuhan, kesengsaraan, lubang.” Roma 6:23 mengatakan: “Upah dosa adalah maut,” dan Ai mewakili maut. Di sebelah timur Ai terletak Sodom dan Gomora. Pada mezbahnya yang pertama, Abram mengatakan, “Ajarilah aku.” Pada mezbah yang kedua, dilihat dari letaknya, Abram mau menunjukkan bahwa ia belum memutuskan bagaimana responsnya terhadap apa yang sedang Allah ajarkan kepadanya. Abram meninggalkan mezbah yang kedua ini, baik secara geografis maupun secara rohani, lalu pergi ke selatan. Abram menyuruh istrinya mengaku bahwa dirinya saudara perempuan Abram supaya orang Mesir takkan membunuh Abram demi mengambil istrinya. Abram mengalami banyak masalah dan tampaknya “gagal” secara rohani. Setelah insiden tersebut, Abraham kembali ke lokasi mezbah keduanya dan berseru kepada Allah. Setelah ibadah yang tulus itu, Abraham menyarankan kepada Lot agar mereka berpisah. Kitab Suci tidak menjelaskan apa yang mereka bicarakan, namun tampaknya Allah menunjukkan kepada Abraham bahwa seharusnya Abraham tidak mengajak Lot sedari mulanya. Dan karena kemudian kita melihat Lot menetap di Sodom dan Gomora, kita baru mengerti alasannya. Lot pergi ke timur; Abraham pergi ke barat dan membangun mezbahnya yang ketiga di sebuah tempat bernama Hebron. Kata Hebron berarti “persekutuan.” Menurut saya nama ini pun bersifat simbolis. Di mana mezbah yang pertama mengatakan, “Ajarilah aku,” mezbah kedua mengatakan, “Aku tidak tahu pasti,” atau “Aku masih ragu,” mezbah ketiga mengindikasikan, “Ya Allah, aku ingin mengenal-Mu.” Saya menyebut mezbah ketiga ini “Mezbah Hubungan.” Dalam dua pasal pertama dari kisah Abraham, yaitu Kejadian 12 dan 13, Abraham membangun tiga mezbah. Abraham tidak membangun mezbah lagi hingga Kejadian 22. Apa yang terjadi antara mezbah yang ketiga dengan yang keempat? Ketika Abraham mengatakan, “Ya Allah, aku ingin mengenal-Mu,” menurut saya Allah menjawab, “Abraham, kalau engkau mau menjalin hubungan dengan-Ku, ketahuilah sesuatu. Kalau Aku berarti sesuatu, Aku adalah segalanya. Sebab, sampai engkau memandang-Ku sebagai segalanya, engkau belum melihat-Ku sebagai apa pun.” Dan kehidupan Abraham penuh dengan hal-hal lain yang belum mau dilepaskannya. Dalam Kejadian 16 kita melihat Abraham dan Sara menjadi prihatin bagaimana Allah akan memenuhi janjiNya untuk memberikan keturunan – maka mereka memutuskan untuk menolong-Nya. Atas saran istrinya, Abraham berhubungan dengan Hagar, hamba istrinya dari Mesir (ayat 1-4). Anak yang dihasilkannya adalah Ismael, yang menjadi bapa bangsa Arab. Tidak akan ada krisis Timur Tengah sekarang ini seandainya Abraham tidak memutuskan untuk menolong Allah.
Saya percaya bahwa Sara mewakili satu lagi masalah dalam hubungan Abraham dengan Allah. Mezbah ketiga, yaitu Mezbah Hubungan, mewakili hubungan vertikal dan hubungan horizontal. Keduanya tak terpisahkan. Untuk mengenal Allah, Allah harus diberikan tempat yang menjadi hak-Nya dalam segala hubungan Abraham. Allah harus berbicara kepada Abraham tentang Lot dan mengeluarkan Lot dari kehidupan Abraham. Lot mewakili orang-orang dalam kehidupan kita yang tidak Allah kehendaki dalam kehidupan kita. Allah juga harus mengeluarkan Ismael dari kehidupan Abraham. Ismael mewakili faktor iman yaitu bahwa musuh terbesar dari berkat terbaik dari Allah adalah sesuatu yang baik. Allah menampakkan diri kepada Abraham dan menyuruhnya mengusir Ismael. Satu per satu, Allah menyingkirkan semua orang yang berebut tempat pertama dalam kehidupan Abraham. Sara masalah lain. Sara adalah gambaran orang yang memang ditempatkan Allah dalam kehidupan kita, namun yang tidak kita sadari sebagai karunia Allah. Allah harus dua kali menampakkan diri kepada Abraham tentang Sara. Kedua kalinya, Allah mengatakan, “Tentang istrimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki.” (17:15-16). Ketika Abraham mendengarnya, ia tertunduk dan tertawa! Ketika Sara mendengar kabar tersebut, ia juga tertawa! Setahun kemudian, lahirlah seorang anak bagi Abraham dan Sara, dan Allah menyuruh mereka menamainya Ishak, yang dalam bahasa Ibrani berarti “tawa.” Allah tidak pernah menghendaki “pahlawanpahlawan iman” ini melupakan bahwa mereka menertawakan-Nya ketika Ia memberitahukan apa yang akan Ia lakukan. Pada akhirnya, ketika Ishak masih muda, Abraham membangun mezbah keempat, dan inilah mezbah yang terpenting. Mezbah ini dibangun di gunung Moria. Moria artinya “Yehovah akan menyediakan.” Sebelumnya, Abrahamlah yang memilih lokasi mezbahnya. Akan tetapi mezbah keempat ini lain. Kali ini, Allahlah yang memilih lokasinya. Dan kali ini, Allahlah yang meminta persembahannya – yaitu Ishak. Ishak bukan saja putra satu-satunya Abraham dan Sara setelah mereka tua, melainkan juga penggenapan iman selama dua puluh lima tahun. Dan sekarang, bertentangan dengan nalar, Allah mengatakan, “Aku menginginkan Ishak.” Dan Abraham membawa Ishak dengan maksud memenuhi permintaan Allah. Akan tetapi pada menit-menit terakhir, setelah Abraham membuktikan ketaatannya, Allah menyediakan seekor domba jantan sebagai pengganti nyawa Ishak (lihat 22:1-19). Abraham menyebut tempat itu Yehovah-Jireh, yang berarti “Yehovah akan menyediakan.” Melalui mezbah-mezbah Abraham terdapat kiasan iman, bahwa pada gunung pilihan Allah, pada mezbah dimana “Allah yang diutamakan,” Allah menyediakan buah dari iman selama dua puluh lima tahun. Abraham bukan mempersembahkan Ishak pada mezbah keempat ini. Pada mezbah dimana “Allah yang diutamakan” ini Abraham mempersembahkan dirinya. Pesan Alkitab ialah “Allah yang utama”. Hal itu tidak mudah, namun juga tidak rumit. Entah apakah Allah itu Allah Anda, atau bukan. Pada akhirnya, bagi Abraham, Allah adalah Allahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar