Kita telah mempelajari kisah tentang
Abraham, yang mengajarkan tentang iman. Tentang Yakub, yang menunjukkan kasih
karunia Allah. Dan sekarang kita sampai kepada kisah tentang Yusuf, yang
mengisi 14 pasal terakhir Kitab Kejadian. Tampaknya Yusuf adalah salah satu
tokoh paling suci dalam Kitab Suci. Pada tokoh-tokoh lainnya dalam Alkitab,
Allah menunjukkan kekuatan maupun kelemahan mereka, namun Yusuf adalah salah
satu pengecualian (begitu juga Daniel, yang akan kita pelajari kisahnya
nanti).
Kisah Yusuf Kisah Yusuf sesungguhnya adalah tentang
pemeliharaan Allah. Pesan kisah ini terangkum dalam satu ayat dalam Perjanjian
Baru, yaitu Roma 8:28: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Dapat dimaklumi
bahwa saudarasaudara Yusuf gelisah ketika menyadari siapa Yusuf itu, namun
Yusuf menanggapi mereka dengan kata-kata yang menghibur, kata-kata yang
meyakinkan kita tentang karya Allah di balik layar kehidupan kita masing-masing:
“Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena
kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh
aku mendahului kamu … Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk
menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu,
sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh
aku ke sini, tetapi Allah.” (Kejadian 45:5, 7-8). Dalam kisah tentang Yakub,
ayah Yusuf, kita melihat seorang pria yang kehidupannya berjalan dengan baik,
namun bukan karena upayanya sendiri karena sesungguhnya, Allahlah yang
senantiasa memegang kendali. Kisah tentang Yusuf mengilustrasikan kebenaran
yang sama, namun dari sudut yang lain. Dalam kisah tentang Yusuf, kita melihat seseorang
yang kehidupannya sempat berjalan tidak terlalu baik. Ia dijual menjadi budak
oleh saudara-saudaranya; ia dituduh secara tidak adil; ia dilupakan oleh mereka
yang telah berjanji akan menolongnya. Akan tetapi tidak satu pun keadaan
tersebut terjadi akibat ulah Yusuf sendiri. Yusuf mengalami berbagai masalah
dan keadaan sulit bukan karena dia pantas mengalaminya, melainkan agar Allah
dipermuliakan dan agar rencana Allah terlaksana.
Penerapannya untuk Sekarang Kisah tentang
Yusuf memberikan beberapa penerapan bagi kehidupan kita sekarang. Pertama, coba
Anda renungkan hubungan Yusuf dengan ayah serta saudara-saudaranya. Sungguh
jauh dari yang kita sebut keluarga teladan! Yang jelas Yakub bukan ayah yang
ideal. Sikapnya yang pilih kasih terhadap Yusuf justru mengakibatkan Yusuf
hidup lebih menderita daripada hidup senang – dan yang jelas, sikap pilih kasih
itu tidak adil bagi saudara-saudara Yusuf. Akan tetapi, siapakah yang mempunyai
orangtua yang sempurna? Berapa banyak orang yang mempunyai hubungan yang
sempurna dengan saudara sekandungnya? Bukan kita yang memilih keluarga yang
membesarkan kita, namun begitu para anggota keluarga kita ikut membentuk
kehidupan kita. Banyak di antara kita yang mengalami kepedihan hati atau
kesusahan dalam kehidupannya karena hubungan-hubungan tersebut. Akan tetapi
pesan dari kisah Yusuf ini adalah bahwa Allah berdaulat atas setiap keadaan
dalam kehidupan kita, dan tidak ada situasi yang sedemikian buruknya dimana
Allah tidak sanggup menyelamatkan dan mendatangkan kebaikan darinya. Allah
sanggup menggunakan pengaruh orangtua Anda seandainya pun mereka bukan orang
baikbaik. Allah sanggup menggunakan pengaruh saudarasaudari Anda seandainya pun
mereka bukan orang baik-baik. Allah memakai kesusahan yang terjadi di dalam
keluarga Yusuf yang kacau ini untuk menempatkan Yusuf di Mesir dan
menyelamatkan keluarga pilihan itu dari kelaparan, sebab melalui keluarga
itulah sang Mesias datang ke dunia. Allah sanggup menggunakan respons Anda
terhadap kesusahan yang disebabkan oleh keluarga yang tidak berfungsi dengan
baik untuk membentuk kehidupan Anda. Suatu hari kelak Anda akan melihat betapa
Allah turut berkarya dalam segala keadaan Anda untuk mempersiapkan Anda
memainkan peran yang disediakan-Nya bagi Anda.
Ketika mempelajari Alkitab, dan terutama
Perjanjian Lama, kita perlu memperhatikan perkembangan dari keberadaan
orang-orang yang istimewa ini menjadi suatu bangsa. Dalam Kitab Kejadian kita
membaca bahwa bangsa ini lahir melalui Abraham. Yakub memberi nama Israel, dan
Yusuf menyelamatkan mereka dari kelaparan. Ketika Kitab Kejadian berakhir,
bangsa ini baru terdiri dari dua belas keluarga, yang seluruhnya berada di
Mesir. Ketika Kitab Keluaran dimulai, kelompok yang belum menjadi sebuah bangsa
ini telah berkembang dari hanya 12 suku menjadi sangat banyak. Sebelum dapat
menjadi sebuah bangsa, mereka membutuhkan seorang pemimpin. Kitab Keluaran akan
menceritakan salah seorang pemimpin terbesar dalam keseluruhan sejarah umat
Allah, yaitu Musa. Salah satu masalah besar yang Musa hadapi dalam memimpin
para budak ini adalah bahwa ketika itu belum ada hukum, belum ada aturan, dan
belum ada struktur untuk memerintah mereka. Dan oleh karenanya, dalam Kitab
Keluaran kita akan melihat seperangkat aturan pertama yang diberikan Allah
kepada manusia berupa ratusan perintah yang dirangkum dalam Sepuluh Perintah
Allah. Musa menghadapi masalah lain: ia mempunyai bangsa yang tepat, namun
mereka berada di tempat yang salah. Mereka berada di Mesir, di bawah
perbudakan, dan Allah menghendaki mereka bebas. Kata Keluaran sesungguhnya
berarti “jalan ke luar.” Dan sebagian besar Kitab ini menceritakan kisah
tentang bangsa Israel menemukan “jalan ke luar” dari perbudakan.
Selain kitab sejarah, Kitab Keluaran juga memberi kita
kiasan. Bangsa Israel secara harafiah hidup di bawah perbudakan, dan tanpa
Kristus, secara kiasan kita juga berada di bawah perbudakan dosa. Kitab
Keluaran membahas masalah mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan fisik
mereka; keseluruhan Alkitab berhadapan dengan masalah untuk mengeluarkan setiap
orang dari perbudakan rohani mereka terhadap dosa. Apakah Anda sudah dibebaskan
dari perbudakan dosa yang telah disediakan Allah bagi Anda? Dalam beberapa bab
mendatang kita akan melanjutkan studi kita tentang Kitab Keluaran. Silakan Anda
mulai membacanya, sambil mengajukan tiga pertanyaan penting: Apa yang dikatakan
Kitab ini? Apa maksudnya? Dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan saya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar