Rabu, 27 Januari 2016

Pendalaman Alkitab: Kejadian - Allah yang Memegang Kendali




Kita telah mempelajari kisah tentang Abraham, yang mengajarkan tentang iman. Tentang Yakub, yang menunjukkan kasih karunia Allah. Dan sekarang kita sampai kepada kisah tentang Yusuf, yang mengisi 14 pasal terakhir Kitab Kejadian. Tampaknya Yusuf adalah salah satu tokoh paling suci dalam Kitab Suci. Pada tokoh-tokoh lainnya dalam Alkitab, Allah menunjukkan kekuatan maupun kelemahan mereka, namun Yusuf adalah salah satu pengecualian (begitu juga Daniel, yang akan kita pelajari kisahnya nanti). 
Kisah Yusuf  Kisah Yusuf sesungguhnya adalah tentang pemeliharaan Allah. Pesan kisah ini terangkum dalam satu ayat dalam Perjanjian Baru, yaitu Roma 8:28: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Dapat dimaklumi bahwa saudarasaudara Yusuf gelisah ketika menyadari siapa Yusuf itu, namun Yusuf menanggapi mereka dengan kata-kata yang menghibur, kata-kata yang meyakinkan kita tentang karya Allah di balik layar kehidupan kita masing-masing: “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu … Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah.” (Kejadian 45:5, 7-8). Dalam kisah tentang Yakub, ayah Yusuf, kita melihat seorang pria yang kehidupannya berjalan dengan baik, namun bukan karena upayanya sendiri karena sesungguhnya, Allahlah yang senantiasa memegang kendali. Kisah tentang Yusuf mengilustrasikan kebenaran yang sama, namun dari sudut yang lain. Dalam kisah tentang Yusuf, kita melihat seseorang yang kehidupannya sempat berjalan tidak terlalu baik. Ia dijual menjadi budak oleh saudara-saudaranya; ia dituduh secara tidak adil; ia dilupakan oleh mereka yang telah berjanji akan menolongnya. Akan tetapi tidak satu pun keadaan tersebut terjadi akibat ulah Yusuf sendiri. Yusuf mengalami berbagai masalah dan keadaan sulit bukan karena dia pantas mengalaminya, melainkan agar Allah dipermuliakan dan agar rencana Allah terlaksana.
Penerapannya untuk Sekarang Kisah tentang Yusuf memberikan beberapa penerapan bagi kehidupan kita sekarang. Pertama, coba Anda renungkan hubungan Yusuf dengan ayah serta saudara-saudaranya. Sungguh jauh dari yang kita sebut keluarga teladan! Yang jelas Yakub bukan ayah yang ideal. Sikapnya yang pilih kasih terhadap Yusuf justru mengakibatkan Yusuf hidup lebih menderita daripada hidup senang – dan yang jelas, sikap pilih kasih itu tidak adil bagi saudara-saudara Yusuf. Akan tetapi, siapakah yang mempunyai orangtua yang sempurna? Berapa banyak orang yang mempunyai hubungan yang sempurna dengan saudara sekandungnya? Bukan kita yang memilih keluarga yang membesarkan kita, namun begitu para anggota keluarga kita ikut membentuk kehidupan kita. Banyak di antara kita yang mengalami kepedihan hati atau kesusahan dalam kehidupannya karena hubungan-hubungan tersebut. Akan tetapi pesan dari kisah Yusuf ini adalah bahwa Allah berdaulat atas setiap keadaan dalam kehidupan kita, dan tidak ada situasi yang sedemikian buruknya dimana Allah tidak sanggup menyelamatkan dan mendatangkan kebaikan darinya. Allah sanggup menggunakan pengaruh orangtua Anda seandainya pun mereka bukan orang baikbaik. Allah sanggup menggunakan pengaruh saudarasaudari Anda seandainya pun mereka bukan orang baik-baik. Allah memakai kesusahan yang terjadi di dalam keluarga Yusuf yang kacau ini untuk menempatkan Yusuf di Mesir dan menyelamatkan keluarga pilihan itu dari kelaparan, sebab melalui keluarga itulah sang Mesias datang ke dunia. Allah sanggup menggunakan respons Anda terhadap kesusahan yang disebabkan oleh keluarga yang tidak berfungsi dengan baik untuk membentuk kehidupan Anda. Suatu hari kelak Anda akan melihat betapa Allah turut berkarya dalam segala keadaan Anda untuk mempersiapkan Anda memainkan peran yang disediakan-Nya bagi Anda.   
Ketika mempelajari Alkitab, dan terutama Perjanjian Lama, kita perlu memperhatikan perkembangan dari keberadaan orang-orang yang istimewa ini menjadi suatu bangsa. Dalam Kitab Kejadian kita membaca bahwa bangsa ini lahir melalui Abraham. Yakub memberi nama Israel, dan Yusuf menyelamatkan mereka dari kelaparan. Ketika Kitab Kejadian berakhir, bangsa ini baru terdiri dari dua belas keluarga, yang seluruhnya berada di Mesir. Ketika Kitab Keluaran dimulai, kelompok yang belum menjadi sebuah bangsa ini telah berkembang dari hanya 12 suku menjadi sangat banyak. Sebelum dapat menjadi sebuah bangsa, mereka membutuhkan seorang pemimpin. Kitab Keluaran akan menceritakan salah seorang pemimpin terbesar dalam keseluruhan sejarah umat Allah, yaitu Musa. Salah satu masalah besar yang Musa hadapi dalam memimpin para budak ini adalah bahwa ketika itu belum ada hukum, belum ada aturan, dan belum ada struktur untuk memerintah mereka. Dan oleh karenanya, dalam Kitab Keluaran kita akan melihat seperangkat aturan pertama yang diberikan Allah kepada manusia berupa ratusan perintah yang dirangkum dalam Sepuluh Perintah Allah. Musa menghadapi masalah lain: ia mempunyai bangsa yang tepat, namun mereka berada di tempat yang salah. Mereka berada di Mesir, di bawah perbudakan, dan Allah menghendaki mereka bebas. Kata Keluaran sesungguhnya berarti “jalan ke luar.” Dan sebagian besar Kitab ini menceritakan kisah tentang bangsa Israel menemukan “jalan ke luar” dari perbudakan.
Selain kitab sejarah, Kitab Keluaran juga memberi kita kiasan. Bangsa Israel secara harafiah hidup di bawah perbudakan, dan tanpa Kristus, secara kiasan kita juga berada di bawah perbudakan dosa. Kitab Keluaran membahas masalah mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan fisik mereka; keseluruhan Alkitab berhadapan dengan masalah untuk mengeluarkan setiap orang dari perbudakan rohani mereka terhadap dosa. Apakah Anda sudah dibebaskan dari perbudakan dosa yang telah disediakan Allah bagi Anda? Dalam beberapa bab mendatang kita akan melanjutkan studi kita tentang Kitab Keluaran. Silakan Anda mulai membacanya, sambil mengajukan tiga pertanyaan penting: Apa yang dikatakan Kitab ini? Apa maksudnya? Dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan saya?         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar